Tau Gliese 581c dan 581d? Keduanya adalah planet mirip Bumi yang April lalu terungkap mengorbit bintang merah redup 581, Mengenai Gliese 581c, sebuah planet di luar tata surya kita, yang berada dalam habitable zone bintang yang dikitarinya. Disebut-sebut sebagai sebuah planet yang layak-huni lain selain Bumi kita. Ini berita mengenai penemuannya, Gliese 581c dan 581d adalah tetangga dekat tata surya kita. Gliese 581c dan 581d memenuhi standar Goldilocks, yang menetapkan jarak planet yang pas dengan bintangnya agar air bisa terbentuk dan kehidupan bisa bersemi seperti di Bumi.
Akhir pekan ini, lewat jurnal Astrofisik, Carey Lisse dari Laboratorium Fisika Terapan di Johns Hopkins University, Baltimore, Amerika Serikat, mengumumkan secara detail temuan serupa. Ditulis dalam laporan berjudul Circumstellar Dust Created by Terrestrial Planet Formation in HD 113766, Lisse mengumumkan temuan planet mirip Bumi yang lain--meski planet yang satu ini belum terbentuk.
Menggunakan teleskop antariksa Spitzer milik NASA, doktor astronomi tersebut berhasil mengidentifikasi sebuah sabuk debu hangat nan berkilau yang berpilin di sekitar bintang HD 113766. Bintang muda itu sedikit lebih besar dari Matahari, berjarak 424 tahun cahaya jauhnya dari Bumi.
Sabuk debu itu, yang diramal akan saling mengikat dan membentuk planet-planet, mengorbit tepat di tengah zona teresterial bintang HD 113766, kriteria goldilocks. Zona teresterial adalah zona yang dianggap bisa didiami makhluk hidup karena jaraknya pas untuk memelihara atmosfer planet tidak tercerai karena radiasi sang bintang ataupun membeku menjadi es karena berada terlalu jauh dari radiasi itu. Bumi, contohnya, terletak di tengah-tengah zona teresterial Matahari.
Kembali ke soal sabuk debu di bintang HD 113766, Lisse berkalkulasi, materi di sana cukup untuk membangun sebuah dunia baru sebesar Mars atau bahkan lebih besar lagi (Gliese 581c sebesar lima kali Bumi). Pada usianya yang saat ini menginjak kira-kira 10 juta tahun, Lisse juga menganggap bintang HD 113766 sudah cukup "matang" untuk "melahirkan" planet berbatu.
"Timing-nya sangat baik," katanya seraya menjelaskan, apabila sistem bintang itu masih terlalu muda, sabuk akan dipenuhi dengan gas dan planet yang terbentuk bakal mirip Jupiter, sebuah planet gas raksasa. "Sebaliknya, jika terlalu tua, Spitzer akan mencermati adanya planet-planet berbatu yang terbentuk sejak lama," katanya.
Nyatanya, Lisse menambahkan, sistem bintang yang ia amati itu memiliki campuran materi debu yang pas untuk sebuah planet berbatu mirip Bumi. Menggunakan instrumen spektrometer inframerah, Lisse dan timnya berani menyatakan bahwa materi di sekitar HD 113766 sudah terproses lebih jauh ketimbang bola salju bayi komet dan tata surya, tapi belum sampai serupa inti planet dan asteroid yang matang.
"Campuran materi dalam sabuk mengingatkan saya terhadap materi lava dari perut Gunung Api Mauna Kea (di Hawaii)," kata Lisse. "Komposisinya mengandung batuan dan berlimpah dengan sulfida logam, yang mirip kilauan emas."
Selain 581c dan 581d, sampai kini, para pemburu planet telah menemukan lebih dari 250 planet ekstrasolar (di luar tata surya) atau exoplanet. Yang terjauh, hingga kini, adalah kumpulan planet gas raksasa yang berukuran beberapa kali Jupiter.
Rangkaian tipe exoplanet yang telah ditemukan itu telah melambungkan optimisme para ahli astronomi dunia bahwa kehidupan tidak terbatas di Bumi. Mereka menyimpan keyakinan bahwa banyak dunia dalam galaksi kita yang sebenarnya bisa ditinggali. Menemukannya yang mirip Bumi adalah langkah pertama menuju temuan biologi di luar tata surya kita, begitu bunyi keterangan pers yang dikeluarkan Johns Hopkins University.
Sumber : Koran Tempo (18 Oktober 2007)
Akhir pekan ini, lewat jurnal Astrofisik, Carey Lisse dari Laboratorium Fisika Terapan di Johns Hopkins University, Baltimore, Amerika Serikat, mengumumkan secara detail temuan serupa. Ditulis dalam laporan berjudul Circumstellar Dust Created by Terrestrial Planet Formation in HD 113766, Lisse mengumumkan temuan planet mirip Bumi yang lain--meski planet yang satu ini belum terbentuk.
Menggunakan teleskop antariksa Spitzer milik NASA, doktor astronomi tersebut berhasil mengidentifikasi sebuah sabuk debu hangat nan berkilau yang berpilin di sekitar bintang HD 113766. Bintang muda itu sedikit lebih besar dari Matahari, berjarak 424 tahun cahaya jauhnya dari Bumi.
Sabuk debu itu, yang diramal akan saling mengikat dan membentuk planet-planet, mengorbit tepat di tengah zona teresterial bintang HD 113766, kriteria goldilocks. Zona teresterial adalah zona yang dianggap bisa didiami makhluk hidup karena jaraknya pas untuk memelihara atmosfer planet tidak tercerai karena radiasi sang bintang ataupun membeku menjadi es karena berada terlalu jauh dari radiasi itu. Bumi, contohnya, terletak di tengah-tengah zona teresterial Matahari.
Kembali ke soal sabuk debu di bintang HD 113766, Lisse berkalkulasi, materi di sana cukup untuk membangun sebuah dunia baru sebesar Mars atau bahkan lebih besar lagi (Gliese 581c sebesar lima kali Bumi). Pada usianya yang saat ini menginjak kira-kira 10 juta tahun, Lisse juga menganggap bintang HD 113766 sudah cukup "matang" untuk "melahirkan" planet berbatu.
"Timing-nya sangat baik," katanya seraya menjelaskan, apabila sistem bintang itu masih terlalu muda, sabuk akan dipenuhi dengan gas dan planet yang terbentuk bakal mirip Jupiter, sebuah planet gas raksasa. "Sebaliknya, jika terlalu tua, Spitzer akan mencermati adanya planet-planet berbatu yang terbentuk sejak lama," katanya.
Nyatanya, Lisse menambahkan, sistem bintang yang ia amati itu memiliki campuran materi debu yang pas untuk sebuah planet berbatu mirip Bumi. Menggunakan instrumen spektrometer inframerah, Lisse dan timnya berani menyatakan bahwa materi di sekitar HD 113766 sudah terproses lebih jauh ketimbang bola salju bayi komet dan tata surya, tapi belum sampai serupa inti planet dan asteroid yang matang.
"Campuran materi dalam sabuk mengingatkan saya terhadap materi lava dari perut Gunung Api Mauna Kea (di Hawaii)," kata Lisse. "Komposisinya mengandung batuan dan berlimpah dengan sulfida logam, yang mirip kilauan emas."
Selain 581c dan 581d, sampai kini, para pemburu planet telah menemukan lebih dari 250 planet ekstrasolar (di luar tata surya) atau exoplanet. Yang terjauh, hingga kini, adalah kumpulan planet gas raksasa yang berukuran beberapa kali Jupiter.
Rangkaian tipe exoplanet yang telah ditemukan itu telah melambungkan optimisme para ahli astronomi dunia bahwa kehidupan tidak terbatas di Bumi. Mereka menyimpan keyakinan bahwa banyak dunia dalam galaksi kita yang sebenarnya bisa ditinggali. Menemukannya yang mirip Bumi adalah langkah pertama menuju temuan biologi di luar tata surya kita, begitu bunyi keterangan pers yang dikeluarkan Johns Hopkins University.
Sumber : Koran Tempo (18 Oktober 2007)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar