Perjalanan singkat gw ke Makassar kemarin, menyisakan catatan yang berharap bisa berguna.. Karena waktu yang amat sangat singkat, gw dan Haykal cuma berkunjung ke Benteng Rotterdam dan Pantai Losari. Ditengah cuaca yang panas menyengat kita sempat menengok sekilas isi benteng ini.
Benteng Rotterdam adalah Salah satu benteng peninggalan sejarah yang pernah dibangun di Indonesia dan masih terawat hingga kini (bahkan Barbara Crossette di New York Times menuliskannya sebagai the best preserved Dutch fort in Asia) adalah
Benteng Rotterdam atau Fort Rotterdam yang berlokasi di Jl. Ujung Pandang No.1 Makassar. Menurut keterangan Depbudpar, dulunya sebelum dibangun Fort Rotterdam di tempat ini terdapat benteng milik kerajaan Gowa (bernama Benteng Ujung Pandang) yang dibangun sekitar tahun 1545 oleh raja Gowa ke-10,yang bernama I Manrigau' Daeng Bonto Karaeng Lakiung. Ia juga terkenal dengan nama Karaeng Tunipallangga Ulaweng. Benteng milik kerajaan Gowa tsb kemudian dihancurkan saat Belanda menduduki daerah ini dan setelah perjanjian Bungaya tahun 1667, Belanda membangun Fort Rotterdam sebagai pusat pemerintahan Belanda. Di dalam sejarah, Pangeran Diponegoro, yang memimpin perang Jawa melawan Belanda tahun 1925-1930, pernah ditipu, ditangkap lantas dibuang ke Makassar serta diasingkan selama 26 tahun di Benteng Rotterdam ini.
Kini di dalam bangunan benteng, terdapat Museum Negeri La Galigo yang menyimpan pernak pernik yang berasal dari Tana Toraja.
Benteng ini berbentuk segi empat, terbuat dari tanah liat, dengan gaya arsitektur Portugis. Modelnya sama dengan benteng di Eropa pada abad ke-16 dan 17. Pada salah satu ruangannya, kita dapat menyaksikan tempat Pangeran Diponegoro dipenjara, serta gereja pertama di Makassar yang dibangun Belanda.
Jika diamati dari atas, benteng ini lebih menyerupai seekor penyu. Sebagian sumber berpendapat, bentuk penyu tersebut menggambarkan bahwa Kerajaan Gowa adalah kerajaan pelaut. Benteng itu sebagai pelindung Ibu Kota.
Dalam perjalanan waktu, benteng mengalami beberapa kali perubahan fungsi. Di masa penjajahan Belanda, ia pernah dipugar dan diberi nama Fort Rotterdam, sesuai nama kota di Belanda. Ketika itu Belanda menjadikan benteng ini sebagai pusat perdagangan dan pemerintahan
Pada masa penjajahan Jepang, benteng ini difungsikan sebagai pusat studi pertanian dan bahasa. Kemudian oleh TNI dijadikan sebagai pusat komando. Dan sekarang menjadi pusat kebudayaan dan seni.
Di dalam benteng terdapat Musium La Galigo yang muram karena sepi pengunjung : (.
Kenapa yah orang pada males ke musium padahal karcis masuknya murah
banget..? Tanda masuk ke Benteng Rotterdam sukarela aja kok..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar