5.25.2008

Majas

Majas

Majas (figurative language) adalah bahasa kias, bahasa yang dipergunakan untuk menciptakan efek tertentu .
Majas merupakan bentuk retoris, yang penggunaannya antara lain ditujukan untuk menimbulkan kesan imajinatif bagi pembaca.
Macam-macam majas :

1. Majas perbandingan

- Asosiasi (smile) : Majas perbandingan 2 hal yang berbeda tapi dianggap sama.
Ditandai dengan penggunaan kata bagai, bagaikan, seumpama, seperti
- Metafora : Majas perbandingan yang diungkapkan secara singkat dan padat.
- Personifikasi : Membandingkan benda seolah-olah bernyawa seperti manusia.
- Alegori : Majas perbandingan yang bertautan satu dengan yang lainnya dalam kesatuan yang utuh.
- Parabel : Berupa cerita (tentang pedoman hidup, ajaran agama dan petuah).
- Simbolik : Melukiskan sesuatu dengan mempergunakan benda lain sebagai simbol .
- Tropen : Menggunakan kata yang sejajar artinya (mirip atau semakna).
- Metonomia : Memakai nama ciri yang ditaukan dengan nama orang, barang sebagai pengganti.
- Litotes : Mengecilkan atau mengurangi kenyataan sebenarnya.
- Sinekdokhe : Menyebutkan nama bagian sebagai pengganti nama kesuluruhan.
1. Pars pro toto : sebagian untuk seluruhnya
2. Totem pro parte : seluruhnya untuk sebagian
- Eufemisme : Menggantikan 1 pengertian dengan kata lain yang hampir sama dengan maksud lebih sopan.
- Hiperbola : Mengandung peryataan yang berlebihan dengan maksud memperhebat
- Alusio : Menujukan secara tidak langsung kepada tokoh atau peristiwa yang sudah diketahui bersama.
- Antonomasia : Menggunakan kata-kata tertentu sebagai nama panggilan seseorang.
- Parafrasis : Menjelaskan suatu kata menjadi serangkaikan kata yang mengandung arti yang sama dengan kata yang digantikan.

2. Majas sindiran

- Ironi : Menyatakan makna bertentangan dengan maksud menyindir atau mengolok-olok.
- Sinisme : Menyatakan sindiran secara langsung.
- Sarkasme : Majas sindiran terkasar

3. Majas penegasan

- Pleonasme : Menggunakan kata-kata secara berlebihan dengan maksud menegaskan arti suku kata.
- Repetisi : Perulangan kata-kata sebagai penegasan.
- Paralelisme : Sama dengan repetisi, tapi biasanya terdapat dalam puisi.
- Aliterasi : Memanfaatkan kata yang bunyi awalnya sama
- Antanaklasis : Mengandung ulangan kata yang sama tapi maksna berbeda
- Kiasmus : Perulangan sekaligus mengandung inversi.
- Tautologi : Mengulangi beberapa kali suatu kata dalam kalimat.
- Klimaks : Menyatakan beberapa hal berturut-turut yang semakin lama semakin hebat.
- Antiklimaks : Menyatakan beberapa hal berturut-turut yang semakin lama semakin menurun.
- Elipsis : Didalamnya terdapat penghilangan kata atau bagian kalimat.
- Inversi : Dinyatakan oleh pengubahan susunan kalimat.
- Retoris : Berupa kalimat Tanya yang tak pelu jawaban.
- Koreksio : Dipakai untuk ralat baik kesalahan yang disengaja maupun yang tidak.
- Asidentom : Menyatakan beberapa keadaan atau benda tanpa kata penghubung
- Polisedenton : Menggunakan kata menghubung dalam kalimat
- Interupsi : Penegasan yang menggunakan sisipan ditengah-tengah kalimat pokok.
- Eksklamaso : Menggunakan kata seru sebagai penegas.
- Enumerasio : Melukiskan satu per satu peristiwa untuk menegaskan suatu keadaan secara keseluruhan.
- Praterito : Digunakan pengarang untuk meyembunyikan atau merahasiakan sesuatu.




4. Majas pertentangan

- Paradoks : Mengandung pertentangan nyata dengan fakta-fakta yang ada.
- Antitesis : Mempergunakan paduan kata yang berlawanan artinya
- Anakroisme : Menceritakan peristiwa yang tidak sesuai dengan sejarah.
- Oksimoron : Antar bagiannya menyatakan sesuatu yang bertentangan.

Contoh Majas :
1.Semangatnya keras bagaikan baja. (asosiasi)
2.Wajahnya bagai bulan purnama. (asosiasi)
3.Semangatnya keras bagaikan baja. (asosiasi)
4.Mukanya pucat bagai mayat. (asosiasi)
5.Pak Budi sangat rajin dan jujur oleh Karen itu dia menjadi anak emas majikannya. (metafora)
6.Perpustakaan adalah gudang ilmu. (metafora)
7.Aku sangat mencintai buku karena buku adalah jendela dunia. (metafora)
8.Raja siang keluar dari ufuk timur. (metafora)
9.Badai mengamuk dan merobohkan rumah penduduk. (personifikasi)
10.Kereta api tua itu meraung-raung di tengah kesunyian malam jumat pahing. (personifikasi)
11.Daun kelapa melambai-lambai ditepi pantai. (personifikasi)
12.Awan hitam menebal diiringi halilintar besahut-sahutan. (personifikasi)
13.Tepat pukul 7 pagi, bel sekolah memangil-manggil kami untuk masuk kelas. (personifikasi)
14.Sikap Mariam yang seperti bunglon membuat kami bingung. (simbolik)
15.Rentenir itu menyengsarakan para petani bagai lintah darat. (simbolik)
16.Sejak sang pacar meninggalkannya, sepanjang hati Zirah hanya berkubur saja didalam kamarnya. (tropen)
17.Besok kami sekeluarga akan terbang ke Bali untuk berlibur. (tropen)
18.Zirah duduk melamun, hanyut dibawa perasaannya. (tropen)
19.Sudah sebulan Eko kerjanya hanya mengukur jalan ibukota saja. (tropen)
20.Aku senang sekali membaca J.K. Rowling dan Andre Hirata. (metonomia)
21.Dalam pertandingan Uber Cup 2008, Indonesia hanya memperoleh perunggu. (metonomia)
22.Ayah baru saja membeli Zebra, padahal saya ingin Kijang. (metonomia)
23.Kami berharap Anda dapat menerima pemberian yang tak berharga ini. (metonomia)
24.Honorku tak seberapa, hanya cukup untuk membiayai kebutuhan aku setiap bulan saja. (metonomia)
25.Pertolongan apakah yang Saudara harapkan dari saya yang hina dan bodoh ini?. (metonomia)
26.Terimalah bingkisanku yang tidak berarti ini. (metonomia)
27.Paman saya mempunyai atap di Jakarta. (pars pro toto)
28.Sampai sore ini, Wibi belum keliatan batang hidungnya. (pars pro toto)
29.Ibu membeli tiga ekor ayam untuk lebaran. (pars pro toto)
30.Indonesia meraih medali perunggu dalam kejuaran Uber Cup 2008. (totem pro parte)
31.Sekolah kami meraih juara pertama dalam pertandingan bola basket minggu lalu. (totem pro parte)
32.Penjahat perang Bosnia telah diamankan PBB. (eufemisme)
33.Karyawan Adam Air telah dirumahkan sejak 3 bulan yang lalu. (eufemisme)
34.Saya terkejut setengah mati mendengar perkataan Bimo. (hiperbola)
35.Tubuhnya kurus kering setelah ditinggal ayahnya. (hiperbola)
36.Pekik merdeka berkumandang diangkasa. (hiperbola)
37.Cita-citaku selalu melangit. (hiperbola)
38.Bayak korban berjatuhan akibat kekejaman Nazi. (alusio)
39.Apakah setiap guru harus bernasib seperti Umar Bakri? (alusio)
40.Ketika sang surya keluar dari peraduannya kami berangkat. (parafrasis)
41.Kuda besi yang panjang itu terus berlari hingga stasiun akhir. (parafrasis)
42.Rapor Andi bagus sekali, banyak angka merahnya. (ironi)
43.Rajin sekali kamu, setiap PR tidak pernah dikerjakan. (ironi)
44.Pandai sekali kau baru datang ketika rapat mau selesai. (ironi)
45.Perkataanmu tadi sangat menyebalkan. Kata-kata itu tidak pantas disampaikan orang terpelajar seperti kamu!. (sinisme)
46.Bisa-bisa aku jadi gila melihat kelakuanmu!. (sinisme)
47.Mereka turun kebawah untuk melihat keadaan barang-barang yang jatuh. (pleonasme)
48.Aku menyaksikan peristiwa menyedihkan itu dengan mata kepalakuku sendiri. (pleonasme)
49.Selamat datang pahlawanku, selamat datang pujaanku, selamat datang bunga bangsaku. (repetisi)
50.Sunyi itu duka
Sunyi itu kudus
Sunyi itu lupa
Sunyi itu lampus (paralelisme)
51.Inilah indahnya mimpi, insan ingat ingkar. (aliterasi)
52.Karena buah penanya yang controversial, dia menjadi buah bibir masyarakat. (antanaklasis)
53.Sebagai tim, kita harus mengantungkan diri satu sama lain. Kalau tidak, kita akan mengantung diri. (antanaklasis)
54.Yang ikayaI merasa dirinya miskin, sedangkan yang miskin merasa dirinya kaya. (kiasmus)
55.Dalam kehidupan ini, banyak orang pintar yang mengaku bodoh dan orang bodoh yang merasa dirinya pintar. (kiasmus)
56.Disuruhnya aku bersabar, bersabar, dan sekali lagi bersabar, tetapi aku tidak tahan lagi. (tautologi)
57.Kehendak dan keinginan kami adalah membuat Wibi emnjadi seseorang yang berguna kelak. (tautologi)
58.Siapa yang takkan tertarik kepada orang yang ramah, baik serta berbudi seperti Bagas. (tautologi)
59.Semua jenis kendaraan, mulai dari sepeda, motor sampai mobil berjejer memenuhi halamat rumah Pak Adri. (klimaks)
60.Ketua RT, RW, lurah, camat, bupati, gubernur maupun presiden memiliki kedudukan yang sama dihadapan Allah. (klimaks)
61.Bapak kepala sekolah, para guru dan pra siswatelah hadir dilapangan upacara. (antiklimaks)
62.Gedung-gedung, rumah-rumah dan gubuk-gubuk semuanya mengibarkan bendera Sang Merah Putih di hari ulang tahun kemerdekaan RI. (antiklimaks)
63.Kami sekeluarga ke Purwokerto. (elipsis)
64.Siapa yang tak ingin bahagia di dunia dan di akherat? (inversi)
65.Dia adikku, eh bukan, kakakku. (retoris)
66.Mama ada di kamar, eh maaf, di kamar mandi. (retoris)
67.Kain-kain, barang pecah belah, mainan anak-anak, buku pelajaran semua ada ditoko itu. (asidenton)
68.Setelah pekerjaannya selesai, Bagas berkemas-kemas untuk pulang karena hari sudah mulai gelap, lagipula hari mendung pertanda akan hujan. (polisedenton)
69.Bimo merasa enggan –sesungguhnya takut- karena ia telah mendengar kabar bahwa Ibu Murni memanggilnya. (interupsi)
70.Aku –kalau bukan karena terpaksa- tidak akan mau melakukan pekerjaan ini. (interupsi)
71.Angin berhembus sepoi-sepoi. Bulan bersinar dengan terangnya. Disana sini bintang-bintang bergemerlapan. semuanya berpadu membentuk lukisan yang harmonis. itulah kehidupan sejati. (enumerasio)
72.Apa gunanya kukatakan lagi? Bukankah itu sudah menjadi rahasia umum? (praterito)
73.Aku merasa kesepian ditengah-tengah keramaian kota Jakarta. (paradoks)
74.Gajinya besar tapi hidupnya melarat. (paradoks)
75.Tua muda, besar kecil pria wanita hadir dalam pesta itu. (antesis)

3 komentar:

M.Santri Mabruri el_arabi mengatakan...

gas , gw sebenarnya ingiiiiiin sekali bertemu sama lw!
tapi, jaraknya jauh gas?
walaupun jaraknya jauh, tapi tidak apa-apa.
yang penting gw bisa berbicara sama lw skrg.
mungkin Allah belum mau mempertemukan kita saat ini.
dan gw berdoa, agar kita bisa bertemu kelak di masa yang akan datang. amiin

Frisda A. mengatakan...

gas...
minta majasnyah yiaaa..
mw akuh print...
thx

Siska Martini mengatakan...

makasii..
sangaat membantuu tugas bahasaa adiik saiaa...
:)

Template by : x-template.blogspot.com