4.30.2008

Carolus Linnaeus


Carolus Linnaeus

Carolus Linnaeus atau Carl (von) Linné (Älmhult, 23 Mei 1707 – Uppsala, 10 Januari 1778) adalah seorang ilmuwan Swedia yang meletakkan dasar tatanama biologi. Ia dikenal sebagai "bapak taksonomi modern" dan juga merupakan salah satu bapak ekologi modern.

Linnaeus ialah ahli botani yang paling dihormati pada masanya, dan ia juga terkenal dengan kemampuan bahasanya. Selain menjadi ahli botani, Linnaeus juga ahli dalam zoologi dan adalah seorang dokter.

Biografi

Carolus Linnaeus lahir di Paroki Stenbrohult (sekarang termasuk wilayah administrasi Älmhult), di bagian selatan Swedia. Ayahnya bernama Nils Ingemarsson Linnaeus dan ibunya bernama Christina Brodersonia. Sejak kecil Linnaeus dilatih menjadi seorang anggota gereja yang setia, sebagaimana ayahnya dan kakeknya (dari ibu), namun ia kurang bersemangat mengikuti kegiatan tersebut. Ketertarikannya dalam studi botani sempat membuat seorang dokter dari kotanya terpesona dan ia dikirim untuk bersekolah di Universitas Lund—universitas terdekat, kemudian pindah ke Universitas Uppsala setelah satu tahun.

Dalam masa-masa ini Linnaeus mempunyai keyakinan bahwa dalam benang sari dan putik bunga terkandung dasar-dasar klasifikasi tumbuhan, maka ia menuliskan sebuah makalah singkat pada suatu mata kuliah yang berhasil membuatnya menjadi pembantu profesor. Tahun 1732 Badan Akademik Ilmu Pengetahuan Alam di Uppsala membiayai ekspedisinya untuk meneliti Laplandia. Hasilnya adalah tulisan berjudul Flora Laponica yang dicetak tahun 1737.

Pada tahun 1735 Linnaeus pindah ke Belanda. Di sana ia mendapatkan gelar dokter dari Universitas Harderwijk. Gelar ini ialah satu-satunya gelar akademik yang berhasil didapatkan Linnaeus, dan ia memperolehnya hanya dalam waktu enam hari, termasuk tiga hari mencetak catatan-catatan botaninya dalam bahasa Latin.

Di Belanda Linnaeus bertemu dengan ahli botani Jan Frederik Gronovius dan memperlihatkannya rancangan makalahnya mengenai taksonomi, yang berjudul Systema Naturae. Di dalamnya, penggunaan deskripsi resmi - physalis amno ramosissime ramis angulosis glabris foliis dentoserratis - diganti olehnya menjadi nama genus-species yang ringkas dan akrab pada zaman sekarang - Physalis angulata - dan penggolongan taksa lebih tinggi dibuat secara berurutan. Meskipun sistem ini, tatanama binomial (nomenklatur binomial), dikembangkan oleh Bauhin bersaudara, Linnaeus dapat dikatakan sebagai yang mempeloporinya.

Tatanama Linnaeus


Sumbangan utama Linnaeus bagi ilmu taksonomi ialah pembuatan konvensi penamaan organisme hidup yang diterima secara universal dalam dunia ilmiah—karya Linnaeus tersebut menjadi titik awal tatanama biologi. Selain itu, Linnaeus mengembangkan, selama pengembangan besar pengetahuan sejarah alam pada abad ke-18, hal yang sekarang disebut sebagai taksonomi Linnaeus, yaitu sistem klasifikasi ilmiah yang kini digunakan secara luas dalam biologi.

Sistem Linnaeus mengklasifikasikan alam dalam hirarki atau tingkatan-tingkatan, dimulai dengan tiga "kerajaan". Kerajaan dibagi ke dalam Kelas dan masing-masing Kelas terbagi dalam Ordo, yang dibagi dalam Genera (bentuk tunggal: genus), yang dibagi dalam Spesies. Di bawah tingkatan spesies, Linnaeus kadang menyebutkan takson yang tidak diberinya nama (untuk tumbuhan, hal ini sekarang dinamai "varietas").

Linnaeus menamai taksa dengan sesuatu yang mengena pada ciri khusus taksa tersebut. Sebagai contoh, manusia adalah Homo sapiens, tetapi ia juga menyatakan bahwa ada species manusia kedua, Homo troglotydes (bermakna "orang goa", yang ia maksudkan untuk simpanse dan sekarang ditempatkan dalam genus berbeda (bukan Homo) melainkan Pan troglotydes). Kelompok mamalia dinamai berdasarkan kelenjar susu (mammae) karena salah satu definisi karakteristik mamalia adalah bahwa mereka merawat bayinya. (Dari beberapa perbedaan antara mamalia dan hewan lain, Linnaeus lebih memilih hal ini karena pandangannya pada pentingnya keberadaan induk betina.)

Hanya sistem pengelompokan hewan oleh Linnaeus yang masih tetap digunakan hingga kini, dan pengelompokan itu sendiri sudah banyak berubah sejak dicetuskan oleh Linnaeus sebagaimana prinsip-prinsip yang melandasi pengelompokan itu juga banyak berubah. Namun demikian, Linnaeus tetap dianggap berjasa mengembangkan gagasan struktur hirarki klasifikasi yang didasari oleh sifat-sifat teramati. Rincian dasar tentang hal yang dapat dianggap sah secara ilmiah untuk disebut 'sifat teramati' itu sendiri telah berubah seiring bertambahnya pengetahuan (contohnya, DNA yang pada masa hidup Linnaeus tidak dikenal telah terbukti bermanfaat dalam mengklasifikasikan dan menentukan hubungan organisme hidup satu dengan lainnya), namun prinsip-prinsip dasarnya tetap masuk akal.

Dengan Semangat Linnaeus...
Nama ilmuwan besar Swedia, yang juga seorang botanis tersohor, Carl Linnaeus (1707-1778) terkait erat dengan pelayaran napak tilas Gotheborg menuju China, yang Minggu (18/6) dijadwalkan bersandar di Pelabuhan Tanjung Priok. Rentang waktu hampir 300 tahun sejak kelahirannya semangat keilmuannya masih dihidupi.

Meskipun namanya tidak setenar Charles Darwin dengan teori evolusinya, Linnaeus memiliki reputasi besar. Dialah pencetus metode binomial nomenclature, pemberian dua nama untuk semua jenis tumbuhan dan hewan sesuai dengan nama generik (keluarga) dan spesies.

Ia mengenalkan sistem klasifikasi jenis kelamin tumbuhan yang menginspirasi para peminat botani Swedia. Hingga akhir hayatnya telah teridentifikasi lebih dari 7.700 tumbuhan dan 4.400 hewan.

Hasil tersebut cukup menjelaskan betapa besar kecintaan Linnaeus terhadap ilmu biologi. Belum terhitung buku-buku dengan banyak volume yang ia tulis selama perjalanannya dan memengaruhi banyak ilmuwan.

Membayangkan segala keterbatasan pada abad ke-18, seperti halnya keberanian dan kemampuan para pelaut, kelahiran karya-karya Linnaeus patut dijadikan inspirasi para ilmuwan masa kini. Luar biasa.

Berdasarkan catatan sejarah, keuletan dan kerja keras mengklasifikasikan tumbuhan dan hewan berdasarkan sistem reproduksi, yang diperkenalkan sarjana kedokteran lulusan universitas Belanda, Harderwijk, tahun 1735 itu, menginspirasi yuniornya.

Linnaeus menyebut mereka "Apostle", sebagai murid dan pengikut. Mereka itulah yang kemudian dengan bersemangat membantunya mengoleksi berbagai jenis tumbuhan dan hewan dari berbagai belahan dunia.

Di antara mereka, tidak sedikit yang ikut dalam perjalanan laut kapal-kapal milik maskapai dagang Swedish East India Company (SOIC) menuju Kanton, China. Di kapal, para apostle itu bertugas sebagai dokter atau pendeta.

Akan tetapi, tugas khusus yang mereka sandang sebenarnya adalah mendeskripsikan dan memberi nama tumbuhan dan hewan yang mereka tangkap sepanjang perjalanan. Tugas lain, yang pernah disampaikan Linnaeus, adalah membawa pulang pohon teh dari China.

Mengembangkan tanaman teh di Swedia merupakan salah satu mimpi dan harapan besar Linnaeus. Sayangnya, sebagian besar "utusan" itu tidak memberi hasil setimpal.

Pehr Osbeck, yang berlayar dengan kapal Prins Carl, merupakan salah satu "utusan" yang tergolong sukses. Berbagai jenis tumbuhan dan hewan yang ia bawa melengkapi koleksi Linnaeus. Namun, justru pohon teh yang paling diimpikan inspiratornya tertinggal di dermaga di China!

"Utusan-utusan" lain juga mengumpulkan berbagai jenis tumbuhan untuk dijadikan bahan obat. Seperti pelayaran Pehr Lofling bersama ekspedisi Spanyol, Jose de Iturriagas, dari Cadiz menuju Amerika Selatan.

Dari semua "utusan", perjalanan Anders Sparrman merupakan yang terluas cakupannya. Ia tidak hanya menjelajah ke China, tetapi juga ke benua selatan, di antaranya kepulauan di Pasifik. Banyak perjalanan di Afrika diikutinya, sebelum kembali ke Swedia. Berdasarkan hasil observasi selama perjalanan itu, Sparrman mengirimkan disertasi doktornya kepada Linnaeus.

Kisah para "utusan" yang berlayar bersama maskapai SOIC hingga ke China—kapal Gotheborg tercatat singgah di Banten, Desember 1743, dan Batavia pada Januari 1744—merupakan salah satu bukti kuatnya pengaruh Carl Linnaeus pada masanya. Sebelum menjadi profesor botani di Universitas Uppsala, Swedia, perjalanan panjang ditempuhnya di berbagai negara, seperti Jerman, Belanda, Inggris, dan Perancis.

Entah, bagaimana reputasi Linnaeus apabila ia menerima tawaran salah satu kenalannya untuk belajar ke Amerika. Namun, ia menolak tawaran menggiurkan tersebut dan memilih bekerja sebagai guru privat para kenalannya atau menjaga kebun raya, di antaranya milik bangsawan pada masa itu.

Perjalanan ilmiah Linnaeus semakin melambungkan namanya di jagat ilmuwan masa itu. Nama Carl Linnaeus di luar Swedia lebih menonjol ketimbang di dalam negerinya.

Hal tersebut ia jumpai ketika pulang ke Swedia tahun 1738. Ia menghidupi dirinya sebagai psikolog di Stockholm sebelum menjadi profesor. Ia juga tercatat sebagai pendiri Akademi Ilmu Pengetahuan Swedia pada 1739.


Masa Gotheborg 2005-2007

Untuk mengenang dan menghormati pengabdian dan karya Carl Linnaeus pada ilmu biologi, perjalanan Gotheborg saat ini diikuti pula beberapa biolog. Selama dalam proyek, mereka akan mengumpulkan biota laut, baik dari lautan maupun di sekitar dermaga sandar yang disinggahi.

Tentunya, aktivitas ilmiah mereka jauh lebih terfasilitasi ketimbang para murid dan pengikut Linnaeus, seiring kemajuan pengklasifikasian satwa. Yang jelas, semangat sang ilmuwan Linnaeus bersama mereka.

Seperti tercantum dalam uraian pimpinan proyek "In the Wake of Linnaeus", Profesor Per Sundberg dari Universitas Goteborg, proyek saat ini lebih diarahkan pada pencarian pengetahuan baru biota-biota laut. Jenis-jenis biota tertentu yang diambil, seperti binatang air berkulit keras, ulat bulu, cacing pita, dan hewan tak bertulang belakang lainnya, akan diawetkan untuk diteliti lebih lanjut urutan DNA-nya di Universitas Goteborg.

Hasil penelitian tersebut diharapkan dapat dijadikan dasar analisis keterkaitan dan sebaran spesies, yang akan menambah pengetahuan mereka akan keragaman biologi secara global. Meskipun keragaman hayati saat ini sudah lebih jauh dipahami, lanjut Sundberg, diperkirakan masih sangat banyak biota-biota laut yang belum terungkap dan diberi nama para peneliti.

Proyek yang dipimpinnya berharap dapat menyumbangkan temuan spesies-spesies baru bagi ilmu pengetahuan.

Lebih lanjut dikatakan, proyek itu bertujuan menjalin kerja sama dalam pengajaran dan penelitian antara Universitas Goteborg dengan perguruan-perguruan tinggi lain di negara yang dilalui. Terjalinnya kerja sama diharapkan dapat menyoroti secara signifikan pengetahuan keragaman biologi, dan yang terpenting adalah bagaimana terus memeliharanya.

Di Indonesia penghormatan terhadap Carl Linnaeus ditunjukkan dengan pameran foto Edvard Koinberg yang diberi judul "Herbarium Amoris a Tribute to Carl Linnaeus" di Museum Nasional, Jakarta, dan berlangsung 3 Juni hingga 2 Juli 2006. Puluhan karya foto dipajang sangat indah.

Dengan jujur, seperti para biolog Swedia, Koinberg mengakui bahwa ia terinspirasi Linnaeus. Ia pun menulis, "...keingintahuan dan kegairahan Linnaeus sedang menular. Saya harus menyamainya...."

Tidak ada komentar:

Template by : x-template.blogspot.com